Wawancara dan Liputan di Media Cetak (Catatan Kuliah Silabus ke-tiga Pertemuan 02)
A.
Teknik
wawancara berita
Wawancara
media cetak adalah tanya jawab antara reporter media cetak dengan narasumber
dengan tujuan untuk mendapatkan penjelasan atau keterangan dari narasumber
tersebut.
Adapun
teknik wawancara bisa dikelompokkan menjadi dua (2) bagian.
1.
Teknik
verbal yang betul-betul memerlukan alat bantu hard ware
yang diperlukan.
2.
Teknik
substansial – teknik yang terkait dengan kemampuan jurnalis dari segi ketajaman
nuraninya dalam menentukan pilihan tema, tempat dan saat yang tepat bagi
berlangsungnya sebuah wawancara. Disini perlu adanya ketajaman analisis sosial.
Itulah pentingnya seorang Wartawan
menguasai materi yang hendak diwawancarakannya terhadap narasumber. Hanya
dengan cara seperti itu, ia mampu memperoleh informasi banyak dan akurat serta
signifikan.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai persiapan wawancara,
yaitu:
a.
Melakukan
riset sebelum wawancara dilakukan
Riset ini dapat dilakukan dengan membaca literatur yang berkaitan
dengan tema apa yang akan diwawancara dan siapa juga yang akan diwawancarai.
Selain itu juga, dengan membuka arsip berita yang berhubungan dengan tema apa
yang akan diwawancara.
b.
Usahakan
menyusun pertanyaan dengan baik
Jika wawancara singkat, maka lebih baik langsung pada pokok
persoalan, namun sebaliknya jika ada waktu yang cukup panjang untuk melakukan
wawancara maka lebih baik wawancara diawalidengan pertanyaan dasar kemudian
berlanjut pada pertanyaan pokok.
c.
Harus ada persiapan jika pertanyaan dijawab
tidak sesuai harapan
Misalnya ada narasumber yang saat diwawancarai hanya menjawab “ya”
dan “tidak”. Dalam sebuah wawancara, jawaban yang seperti ini bukanlah jawaban
yang relevan. Untuk itu, sebelum wawancara harus ada persiapan pengembangan
gagasan bila pertanyaan yang diajukan dalam wawancara tidak sesuai harapan. Ini
berarti harus ada rencana (plan)A dan B yang telah disiapkan.
d.
Berani
mengambil keputusan
Dalam wawancara yang dilakukan secara mendadak tanpa ada persiapan
khusus seperti karena ada momentum, maka reporter harus berani melakukan
spontanitas dalam mengambil keputusan dalam wawancara.
e.
Dalam
situasi tertentu, reporter sebelum wawancara sudah menjalin kontak komunikasi
dengan narasumber yang akan diwawancarai
Jika tidak memungkikan untuk menjalin kontak komunikasi dengan
narasumber karena narasumber sibuk atau pejabat yang susah dihubungi, maka
reporter dapat menghubungi staf atau ajudannya.
Tidak
semua berita layak untuk dipublikasikan, berikut kriteria layak berita:
1.
Timeliness
dan immediacy
Peristiwa yang memiliki kelayakan berita yaitu peristiwa yang
segar, baru terjadi beberapa detik yang lalu. Dengan kata lain, peristiwa yang
baru saja saja terjadi merupakan peristiwa yang layak menjadi berita. Ini
berarti semakin baru peristiwa, maka semakin memiliki kelayakan berita.
2.
Proximity
Peristiwa yang layak menjadi berita bisa juga dilihat dari unsur
kedekatan (geografis, emosional) dengan pembaca, relevansi bagi pembaca.
Semakin dekat kita dengan peristiwa, maka semakin penting berita tentang peristiwa
tersebut bagi kita. Selain kedekatan secara geografis, proximity juga
bisa menyangkut aspek emosinal.
3.
Conflict
Konflik baik
yang berbentuk fisik (perseteruan antar kelompok) dan nonflik (perbedaan
pendapat) umumnya akan menarik perhatian khalayak. Berita tentang demonstrasi
yang berujung bentrok, kerusuhan, pendebatan para pilitisi, dan berita-berita
dari media massa dengan menempatkannya sebagai berita utama. Alasan redaksi
media massa menempatkan berita-berita seperti ini adalah realitas bahwa konflik
secara umum akan menarik perhatian khalayak.
4.
Eminence
and Prominence
Eminence and Prominence berarti
menyangkut peristiwa dan/atau orang terkenal. Maksudnya sesuatu yang menyangkut
peristiwa dan/atau orang terkenal akan memiliki kelayakan berita yang lebih
dibandingkan dengan sesuatu yang menyangkut peristiwa dan/atau orang tidak
terkenal.
5.
Consequence
and Impact
Consequence and Impact ini
berarti peristiwa memiliki konsekuensi pada kehidupan khalayak serta
menimbulkan rangkaian peristiwa lain tentu akan semakin layak untuk mendapat
perhatian khalayak. Semakin besar konsekuensi yang muncul sebagai akibat dari
peristiwa tersebut dalam kehidupan khalayak, maka akan semakin besar pula
perhatian khalayak terhadap berita tersebut.
6.
Human
interest
Human interest berarti
peristiwa yang menarik perhatian dan menyentuh perasaan khalayak. Peristiwa
yang menatik perhatian ini, misalnya peristiwa yang aneh, unik dan tidak biasa,
menarik perhatian khalayak sehingga layak diberitakan.
Bahkan bisa jadi peristiwa tersebut tidak lagi aktual, tidak
memiliki dampak bagi khalayak, tidak memiliki kedekatan, tidak ada konflik
serta tidak menyangkut orang atau peristiwa terkenal, namun layak menjadi
berita karena menyentuh perasaan.
Nama : Elsa Aulia Safani
Nim : 1840210002
Kelas : KPI -A4
Dosen : Primi Rohimi, S.sos, M.S.I.
Mata Kuliah : Teknik Wawancara dan Reportase
Hari, tanggal : Senin, 9 Maret 2020
Ruang Kelas : Jam ke 3, gedung F1
Dosen : Primi Rohimi, S.sos, M.S.I.
Mata Kuliah : Teknik Wawancara dan Reportase
Hari, tanggal : Senin, 9 Maret 2020
Ruang Kelas : Jam ke 3, gedung F1
Komentar
Posting Komentar